PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Harga emas diperdagangkan naik pada awal perdagangan sesi AS hari Selasa kemarin. Metal berharga ini berhenti sebentar setelah harga emas menyentuh ketinggian dalam 7 minggu pada hari Senin dan perak menyentuh ketinggian 3 minggu pada hari Jumat minggu lalu. Pasar emas secara jangka pendek sedang dalam tren naik sehingga mengundang minat para pembeli baru. Emas berjangka kontrak bulan Juni naik $8.30 ke $1,778.90 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Mei naik $0.113 ke $25.945 per ons.

Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah turun pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Indeks saham AS berhenti sebentar pada awal minggu ini setelah mencetak rekor ketinggian pada minggu lalu. Tidak ada data ekonomi utama AS yang dirilis pada hari Selasa dan akan berlangsung sampai hari Kamis. Fokus para trader saham saat ini ada pada laporan penghasilan perusahaan kuartalan, yang diperkirakan kebanyakan bagus dengan AS telah bergerak keluar dari perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi.

Tanda-tanda inflasi yang menjadi masalah pada bulan-bulan yang akan datang sudah mulai kelihatan. Volume barang di Pelabuhan Los Angeles meningkat hampir 123% per tahun, akibat banyaknya stimulus dan cepatnya vaksinasi di AS. Jika kondisi ini tetap berlangsung, kedepannya akan bullish bagi assets keras seperti metal berharga dan real estate. Dan sebaliknya bearish bagi assets kertas seperti saham dan obligasi.

Setelah beberapa pembelian emas dalam skala besar oleh Polandia dan Hungaria, sekarang bank sentral Eropa tengah dan Timur juga ikut membeli emas sebagai langkah strategis mengikuti perubahan struktural yang cepat di ekonomi global akibat dari pandemic.

Support” terdekat menunggu di $1,759.40 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,737.73 dan kemudian $1,723.20. “Resistance” terdekat menunggu di $1,785.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,796.84 dan kemudian

Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (13/4/2021) atau Rabu pagi WIB, ditopang data impor China yang kuat.

Namun demikian, mengutip Antara, reli harga dibatasi oleh kekhawatiran bahwa jeda pada vaksin Johnson & Johnson dapat menunda pemulihan ekonomi dan membatasi pertumbuhan permintaan minyak.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni bertambah 39 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup di US$63,67 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei terangkat 48 sen atau 0,8 persen menuju US$60,18 per barel.

Kedua kontrak tersebut mencatatkan perubahan kurang dari satu persen selama lima sesi berturut-turut.

“Kami telah melakukan perdagangan dalam kisaran sempit, dan membutuhkan data permintaan yang jelas serta arahan tentang persediaan AS untuk keluar dari palung ini,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

Ekspor China tumbuh dengan kecepatan tinggi pada Maret dalam dorongan lain untuk pemulihan ekonomi negara tersebut, saat permintaan global meningkat di tengah kemajuan vaksinasi COVID-19. Pertumbuhan impor melonjak ke level tertinggi dalam empat tahun.

Impor minyak mentah ke China melonjak 21 persen pada Maret dari titik terendah tahun sebelumnya karena kilang-kilang meningkatkan operasi mereka.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanannya menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak tahun ini sebesar 70.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya menjadi 5,95 juta barel per hari, atau 6,6 persen.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai